Kamis, 15 November 2012

Individu sebagai mahluk sosial


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika anda pergi ke kampus atau ke tempat lain, tidak bisa dengan seenaknya berpakaian menurut kehendak anda sendiri. Anda ahrus tunduk dan patuh terhadap peraturan di dalam masyarakat.Individu dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Individu dikatakan mahluk sosial, juga di karenakan pada diri individu ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain . Hidp berkelompok seringkali didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai dokter, cenderung mencari teman sesama dokter.   Individu dikatakan juga sebagai mahluk sosial karena individu tidak akan bisa hidup sebagai individu kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia atau individu lainnya. Ketika bayi lahir, ia memerlukan pertolongan manusia lain, yaitu orang tua maupun saudaranya.Potensi yang ada dalam diri individu itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia atau individu lainnya. Untuk bisa berjalan saja individu harus belajar dari manusia lainnya. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama, seseorang mempunyai presepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Tahap kedua, seseorang mempunyai presepsi mengenai penilaian orang lain terhadap orang lain terhadap penampilannya. Tahap ketiga, seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu. Contohnya : seseorang seorang buruh menjahit yang cenderung selalu melakukan kesalahan sehingga banyak hasil pekerjaannya yang diretur oleh quality control, akibatnya atasannya akan menganggap dia bodoh dan tidak terampil dan akhirnya tidak dihargai olehnya, Karena merasa kurang di hargai, buruh menjahit tersebut menjadi murung dan berkecil hati. Jadi disini perasaan diri sendiri seseorang merupakan looking-gass self. Salah satu peranan dikaitkan dengan sosialisasi oleh teori george herbert mead 1 dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, self, and society (1972), mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggita masyarajat lain. Menurut mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap play stage, tahap game stage, dan tahap generalized other. Play stage = seseorang mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya atau bisa di sebut tahap meniru; Game stage = anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi; Generalized other = seseorang diangap telah mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat. Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk sosialisasi. Seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan. Light et al. (1989 : 130) mengumumkan bahwa setekah sosialisasi dini yang dinamakan sosialisasi primer kita jumpai sosialisasi sekunder. Berger dan luckmann (1967) mendefinisikan sosialisasi primer = sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil melalui mana ia menjadi anggota masyarakat. Sedangkan sosialisasi sekunder mereka mendefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan kedalam sektor bary dari dunia objektif masyarakatnya. Sosialisasi perimer berakhir apabila konsep tentang orang lain pada umumnya telah berentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Karena manusia adalah mahluk sosial, mereka berinteraksi dengan yang lain tidak selamanya interaksi itu berjalan dengan baik, terkadang menimbulkan hal-ha lain yang negatif. Sifat-sifat negatif yang sering ditampilkan itu disebut lrejudice. Prasangka merupakan suatu istilah yang mempunyai berbagai makna. Namun dalam keitannya dengan hubungan antarkelompok istilah ini mengacu pada sikap permusuhan yang ditujukan terhadap suatu kelompok tersebut mempunyai ciri-ciri yang tidak menyenangkan. Orang yang berprasangka bersifat tidak rasional dan berada di bawah sadar sehingga sukar diubah meskipun orang yang berprasangka tersebut diberi penyuluhan. Kesimpulannya adalah individu dikatakan sebagai mahluk sosial karena beberapa alasan, yaitu : 1)      individu tunduk pada aturan norma sosial; 2) Perilaku individu mengharapkan suatu penilaian dari individu lainnya; 3) Individu memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan individu lainnya; 4) Potensi individu akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia atau individu lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar